Valuasi Saham Adalah: Cara Menghitungnya untuk Keputusan Investasi
Valuasi saham adalah salah satu istilah yang biasa digunakan ketika Anda melakukan investasi saham. Banyak yang menganggap bahwa valuasi saham adalah sama dengan keuntungan atau profit saham. Padahal, keduanya memiliki perbedaan.
Untuk lebih memahami apa itu valuasi saham, akan diberikan beberapa penjelasan lengkap tentang pengertiannya, indikatornya, sampai dengan rasio menghitung indikator saham tersebut. Simak penjelasannya berikut ini.
Pengertian Valuasi Perusahaan
Sebelum mengetahui valuasi saham, pelajari dulu apa itu valuasi. Valuasi adalah aktivitas yang dilakukan untuk menilai perusahaan dari kualitas bisnis yang sedang dijalankan yaitu pengelolaan dan kematangannya.
Tujuan adanya valuasi adalah untuk memastikan perkembangan bisnis dari perusahaan tersebut apakah nilai perusahaan untuk merger tinggi atau tidak. Jika tinggi, ini menunjukkan bahwa ada potensi banyak perusahaan yang tertarik untuk membeli perusahaan Anda.
Nilai valuasi di setiap perusahaan bisa berbeda-beda bahkan bisa naik dan turun tiap jangka waktu tertentu. Hal ini karena naik turunnya valuasi dipengaruhi oleh inovasi dan adaptasi perusahaan terhadap perkembangan zaman yang selalu berubah.
Perusahaan perlu melakukan strategi terbaiknya untuk bisa menjawab tantangan yang nantinya akan dihadapi sehingga akan selalu berkelanjutan.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi valuasi mulai dari politik, manajemen, kompetisi dengan perusahaan lain, sampai dengan teknologi.
Faktor lainnya yaitu berkaitan dengan keuangan seperti penjualan produk, aset, keuangan, dsb.
Valuasi Saham Adalah
Setelah mengetahui arti valuasi, lalu apa yang dimaksud valuasi saham? Penting bagi investor memahami pengertian ini. Valuasi saham adalah kegiatan yang melakukan proses penilaian terhadap harga saham di suatu perusahaan.
Tujuan valuasi saham adalah proses untuk mengetahui apakah harga sesuai dengan nilai intrinsik yang merupakan salah satu indikator valuasi saham.
Adapun yang dimaksud dengan nilai intrinsik adalah nominal pergerakan harga yang akan didapatkan investor jika perusahaan tersebut berhasil terjual.
Investor yang memberikan dana untuk perusahaan perlu menghitung valuasi saham dari perusahaan tersebut. Hal ini karena agar bisa mendapatkan data apakah harga yang diinginkan oleh perusahaan tersebut masuk akal atau tidak.
Valuasi saham berbeda dengan harga saham karena yang dimaksud harga saham adalah biaya yang dibeli. Sedangkan valuasi lebih mengarah pada nilai dari kinerja perusahaan tersebut untuk mendatangkan profit.
Tingginya harga saham juga berpengaruh terhadap meningkatnya nilai perusahaan sehingga berbanding lurus.
Dengan adanya valuasi saham, investor akan lebih mudah menilai harga pasar saham yang dikeluarkan dengan nilai kewajarannya (intrinsik). Dengan demikian, investor bisa memutuskan jalan terbaik apakah ingin meneruskan investasi tersebut atau tidak.
Investor bisa menilainya dari berbagai rasio yang ada dalam valuasi saham. Dengan demikian, bisa membandingkan emiten satu dengan lainnya sehingga didapatkan kesimpulan yang tidak akan merugikan Anda dalam berinvestasi.
Rasionya adalah PBV, PER, ROE, DER, dan EPS yang akan dijelaskan di bawah ini.
Rasio Menghitung Valuasi Saham
Investor bisa mempertimbangkan penilaian perusahaan tersebut dari berbagai rasio yang diukur. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. PER (Price Earnings Ratio)
Jenis rasio valuasi saham adalah PER (Price Earnings Ratio). Rasio ini sering dipakai karena manfaatnya yang begitu besar yaitu bisa memberikan gambaran terkait harga saham perusahaan tersebut kemudian dibandingkan dengan keuntungan yang akan didapatkan.
Dengan demikian, Anda bisa mengetahui apakah perusahaan bisa memberikan profit untuk Anda. Investor dapat melakukan perbandingan terhadap perusahaan lainnya yang memiliki bisnis yang sama untuk menilai mana perusahaan terbaik.
Apabila nilai PER perusahaan lebih kecil dibandingkan rata-rata emiten saham, itu menandakan bahwa perusahaan memiliki harga yang relatif murah. Sebaliknya, apabila nilainya lebih besar dibandingkan rata-rata emiten untuk saham industri, maka harga relatif mahal.
Untuk menghitungnya ada metode gampang yaitu menggunakan rumus: harga saham / laba per saham atau EPS.
Namun, Anda jangan tergiur dan terburu-buru melakukan transaksi saham meski nila PER murah. Perlu beberapa pertimbangan lainnya dari nilai rasio lain, diantaranya adalah EPS yang tinggi, PER kecil dan EPS yang turun menandakan kinerjanya sedikit.
Berikutnya adalah EPS stabil tetapi harga saham turun juga menjadi pertimbangan untuk tidak memilih perusahaan tersebut.
2. EPS (Earning Per Share)
PER membutuhkan nilai EPS sehingga Anda dapat menghitung rasio ini terlebih dahulu. EPS dalam valuasi saham adalah laba perusahaan atau keuntungan yang dihitung setelah dibagi dengan lembar saham.
Jadi, rumus EPS yaitu: laba bersih / jumlah lembar saham.
Karena ada unsur laba atau keuntungan dari perhitungannya, ini bisa disimpulkan bahwa semakin nilai earning ratio tinggi, maka perusahaan semakin berkembang. Hal ini disebabkan laba yang terus meningkat.
3. PBV (Price to Book Value)
Jenis berikutnya dari valuasi saham adalah PBV. PBV adalah rasio harga terhadap nilai buku. Tujuan dari menghitung PBV adalah untuk mengetahui jumlah kelipatan dari nilai pasar saham dengan aset atau kekayaan bersih perusahaan.
Investor sering melakukan perhitungan ini agar mendapatkan saham yang punya harga murah. Biasanya juga akan dibandingkan dengan PBV saham dengan rata-rata PBV dari perusahaan lain untuk mendapatkan analisis yang menyeluruh.
Adapun rumus dari PBV adalah harga saham / nilai buku setiap sahamnya.
4. ROE (Return on Equity)
Khusus untuk ROE, disebut juga dengan rasio profitabilitas. ROE adalah indikator untuk mengetahui kemampuan perusahaan tersebut untuk menghasilkan profit dari investasinya.
Tujuan dari ROE adalah untuk melihat keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan setiap rupiah yang modalnya dari investor. Adapun rumusnya adalah: laba bersih setelah dikurangi pajak / ekuitas pemegang saham. Hasilnya berupa persen.
5. DER (Debt to Equity Ratio)
DER dipakai untuk mengetahui jumlah utang yang dipunyai perusahaan dan membandingkannya dengan total ekuitas pemegang saham.
Penting bagi investor menggunakan rumus ini untuk memastikan perusahaan tersebut layak ditanami modal dari Anda.
Banyaknya hutang perusahaan tentu akan membuat risiko yang lebih besar sehingga para investor lebih baik untuk memilih perusahaan yang tidak banyak hutangnya agar keuntungan yang diperoleh lebih besar.
Cara menghitung DER adalah jumlah uang keseluruhan / total ekuitas
Apabila nilai DER > 1, tandanya utang perusahaan lebih besar dibandingkan dengan ekuitas. Sedangkan nilai DER < 1, menunjukkan utang perusahaan lebih kecil dari ekuitas.
6. PEG
Rasio PEG (Price/Earnings to Growth) dalam valuasi saham adalah pengukuran untuk mengetahui harga kewajaran saham berdasarkan potensi kenaikan laba perusahaan.
Dengan adanya PEG membuat investor tahu harga saham yang sewajarnya dari keuntungan yang diperoleh perusahaan di masa mendatang. Adapun rumus PEG adalah harga saham saat ini / laba per saham.
7. EV dan EBITDA
Jenis rasio terakhir dalam valuasi saham adalah EV dan EBITDA. EV kepanjangan dari Enterprise Value. EBITDA sendiri adalah kepanjangan dari earnings before interest, taxes, depreciation, and amortization.
Keduanya adalah jenis rasio yang bermanfaat untuk menilai perusahaan apakah mahal atau tidak dalam menghasilkan laba.
Rumus EV adalah: kapitalisasi pasar + total utang – kas dan setara kas
Rumus EBITDA: keuntungan atau laba perusahaan sebelum bunga, pajak , depresiasi dan amortisasi
Indikator Valuasi Saham
Untuk melakukan analisis terkait valuasi sahamnya, investor memiliki 3 indikator utama yang penting digunakan.
· Nilai Intrinsik Lebih dari Harga Pasar. Jika diketahui hasilnya nilai intrinsik > harga pasar, diartikan saham yang dijual tergolong undervalued atau murah. Saham tersebut masih layak untuk dibeli atau dipertahankan.
· Nilai Intrinsik Kurang dari Harga Pasar. Apabila nilainya seperti itu, maka lebih baik untuk menjual saham tersebut karena saham sudah mahal atau overvalued. Investor perlu menjualnya agar bisa mendapatkan keuntungan dari harga beli yang dilakukan sebelumnya.
· Nilai Intrinsik Sama dengan Harga Pasar. Apabila nilai keduanya sama, maka nilai saham yang ada masih taraf wajar. Anda dapat menunggunya dalam beberapa waktu kedepan. Nilai intrinsik yang sama ini masih kurang menarik untuk dijual.
Penutup
Demikian penjelasan lengkap mengenai valuasi saham. Bagi para investor terutama investor indonesia, valuasi saham adalah hal terpenting mesti dilakukan agar bisa memperhitungkan dan memprediksi keuntungan yang diperolehnya. Ada banyak rasio yang bisa diperhitungkan sebelum menaruh saham.